Pages

Rabu, 07 November 2012

HIDUP BERTOLERANSI DALAM ISLAM


Bapak-bapak, saudara-saudara sidang jum’at yang dirahmati Allah...

Agama Islam adalah agama rahmatan lil'alamin, maksudnya; agama yang menabur kasih sayang kepada seluruh penghuni semesta alam. Salah satu anjurannya ialah: mengajarkan cara bertoleransi dengan pemeluk agama selain Islam.
Islam mengajarkan umatnya supaya bertutur lemah-lembut dengan sesama manusia dalam tatanan akhlaqul karimah. Islam menganjurkan supaya saling mema'afkan, saling hormat, dan saling sapa meski berbeda kepercayaan, bahkan Agama Islam menuntun ummatnya supaya saling mendo'akan sehingga akan tercipta kedamaian dan kebersamaan.


Hal ini dibuktikan Nabi Muhammad saw sejak awal kehadiran beliau telah mendamaikan antara dua suku ; ‘Aus dan Khazraj yang telah lama bertikai. Sesampainya di Madiah beliau juga telah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Dan langkah berikutnya adalah merangkul seluruh penduduk yang ada walaupun berbeda agama dalam satu undang-undang pemerintahan "Madinatul Munawwarah" yang dikenal dalam sejarah dengan istilah: "Piagam Madinah".

Bapak-bapak, saudara-saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah…

Memang sangat keliru penilaian orang non Islam belakangan ini, bahwa mereka menganggap Islam itu sadis, kejam, teroris dan kata-kata umpatan lainnya yang kesemuanya bermaksud menyudutkan umat Islam.

Mari kita buka kembali himbauan Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 64 yang berbunyi:
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Kaum muslmin sidang Jum’at yang dirahmati Allah…

Betapa santun himbauan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam merangkul orang Yahudi dan nasrani ke dalam Ajaran Islam.

Dalam hal ini ada tiga tugas yang disampaikan AIlah kepada Nabi :

1.   Menghimbau kepada kebersamaan dan jangan ada perpecahan antara sesama.
2.   Supaya kebersamaan itu bisa kuat, maka harus kembali ke agama tauhid.
3.   Dan yang ketiga adalah jika mereka menolak untuk itu, maka sampaikan prinsip kita bahwa Tuhan satu-satunya hanyalah Allah SWT.

Maka jelas dan tegas pada ayat ini, bahwa walaupun orang-orang yahudi – nasrani tidak mau masuk kedalam agama Islam tetap antara yang satu dengan yang lainnya saling menghormati, dan dalam masalah keyakinan tidak akan pernah terjadi selamanya pencampur-adukan: bagimu-agamamu dan bagiku agamaku… sebagaimana Allah berfirman di dalam Surat Al-Kafirun ayat 1- 6:

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Kaum Muslimin Sidang jama’ah jum’at rahimakumullah…

Menurut Al-Hafiz Imadiddin Abul Fida' Ismail bin Katsir dalam bukunya : Tafsir Ibnu Katsir mejelaskan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah karena tawaran golongan kafir quraisy diantaranya: Al Walid bin Al Mugirah dan Al `Ash bin Wa'id kepada Nabi supaya bersama-sama menjalankan lbadah, dengan pengertian: satu tahun menjalankan Ibadah Nabi clan tahun berikutnya sama-sama menyembah berhala, lalu Allah SWT menjawab dengan tegas dengan menurunkan surat Al-Kafirun

Maka ; dapat kita pertegas sekali lagi ; kaum muslimin… Bahwa sesungguhnya agama Islam adalah agama yang sangat toleran. Sedang toleransi dalam Islam itu ialah saling menghormati antar agama, bukan saling mencampur adukkan ajaran satu agama dengan yang lainnya.

Islam adalah ajaran yang jelas dengan prinsip yang tegas tidak bisa ditawar-tawar atau diperjualbelikan. Dan toleransi hanya diperbolehkan dalam hal kemanusiaan dan sosial, sedangkan dalam hal aqidah dan ibadah selamanya tidak akan pernah ada toleransi.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وَ الذِّكرِْ الْحَكِيْمِ
وَ نَفَعَنيِ إِيَّايَ وَ إِيَّاكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمِ


1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More