Pages

Selasa, 08 November 2011

SUKA-DUKA SANG KEPALA INTELEJEN RAJA SULAIMAN


Dirilis oleh: Yasri Azmi, S. Th.I

“Marhala” tepilih diantara puluhan ribu bangsa Hud-hud setelah Nabi Sulaiman as. menguji mereka semua. Beliau mendapatkannya sebagai yang paling cerdas dan mampu memberikan  informasi. Ini adalah kebanggaan sekaligus sebagai amanah ilahi dan tanggungjawab besar. Pasukan Sulaiman yang besar tidak akan bergerak kecuali jika Hud-hud sudah memberi isyarat untuk maju.
Suatu hari Raja Sulaiman memanggilnya untuk menghadap, padahal langit telah siap-siap menyambut malam dan sebentar lagi pekerjaan Hud-hud selesai. Ia takut pada panggilan yang tiba-tiba. Ia tidak tahu apa yang diinginkan Sulaiman. Ia terbang menuju istana dan menatuk kristal jendela berwarna yang dibingkai dengan tembaga dan perak.
Raja Sulaiman memperkenankannya masuk. Marhala menundukkan kepala memberi penghormatan sembari berkata: “Selamat sejahtera bagi Nabi dan Raja Sulaiman yang bijaksana”. Namun Sulaiman menjawab sambil mengejek : “Salam sejahtera bagi Hud-hud yang kesenangannya bermain lebih besar dari pada pekerjaannya.” Marhala menundukkan kepala dan menghamburkan bulunya yang berwarna sehingga memantulkan cahaya matahari dan tampak mahkota hadiah dari Allah dikepalanya lebih indah dari mahkota yang dibuat jin untuk Sulaiman. Sulaiman memahami arti gerakan itu dan beliau tersenyum.
Dengan serius beliau berkata: “Kamu belum menyerahkan laporan mingguanmu dalam tiga minggu ini.”  “Tuanku, semua berjalan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dilaporkan.” Lantas Sulaiman meninggikan nada dan berkata, “Kamu tidak memahamiku, hai Marhala. Mengapa kamu menganggap bahwa peketjaanmu hanya terbatas pada pembuatan laporan. Aku tidak suka ini, kerjakanlah sesuatu yang membuat aku senang!”. Marhala tersentak ketakutan bercampur malu, lalu ia pamit. Kata-kata sang raja memberi inspirasi padanya untuk berangkat hari itu juga sambil berbisik dalam hati: “Aku akan kembali dengan hasil pekerjaan yang baik”.
Ia terbang menuju arah selatan pegunungan Yaman. Dari sana ia menyaksikan betapa indah pemandangan bumi Saba dari angkasa. Hamparan pasir bagai permadani emas, ladang-ladang menghijau, benteng-bentengnya putih dan istananya luas dengan halaman yang disinari cahaya matahari. Hatinya khusuk bertashbih memuji kebesaran Allah SWT. Lalu ia turun menyampiri seekor hud-hud: “Salam untukmu saudaraku, aku amat terpesona dengan bumi Saba ciptaan Allah ini”. Apakah engkau banyak tahu dengan negri ini?”. Lantas hud-hud tadi menjawab, “Mendekatlah sobat, engkau keliru, ketahuilah bahwa Bumi disini adalah milik matahari.”
Dengan indera intelejennya, Marhala merasakan sesuatu yang dapat ia kerjakan, lalu dengan hati-hati ia betanya lagi, “Bagaimana ia bisa menjadi milik matahari?”. “Di sini, semua orang bersujud kepada matahari”, jawabnya dengan jelas.
Jawaban itu mengagetkan Marhala, ia lansung teringat kepada Sulaiman bahwa hal ini adalah suatu masalah penting karena merupakan pengkhianatan terbesar terhadap keesaan Allah. Beberapa hari Marhala menetap di Saba untuk kepentingan penyelidikan. Ia berbincang-bincang dengan bebas karena tak seorangpun disana yang mengerti bahasa burung. Ia mulai tahu berapa jumlah pasukan Saba, pintu-pintu masuk ke kota dan pintu keluar. Dan yang lebih mengejutkan adalah ketika ia memperhatikan sebuah bundaran besar yang terbuat dari emas dan mutiara. Benda ini memantulkan cahaya matahari dan menjadi pusat penyembahan. Pemimpinnya adalah “Bulqis” seorang Ratu yang kecantikannya luar biasa, tegas dan selalu menjaga diri. ‘Aibnya cuma satu yaitu bersujud pada matahari.
Setelah selesai menghimpun informasi, Marhala telah bisa memperkirakan seberapa besar pasukan yang akan dikerahkan untuk menaklukkan negri itu. Kemudian ia pulang ke istana Sulaiman. Ratusan burung berhamburan menghampirinya dengan ketakutan. Mereka bertanya, “Kemana kamu? Kemana kamu?” Sambil menenangkan hati ia balik bertanya, “Apa yang terjadi, sehingga kalian berteriak seperti itu?”. Mereka menjawab, “Raja Sulaiman telah mendatangi kami dan murka dengan menghilangnya kamu!”
“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".(an-Naml 20-21).
Dengan perasaan yang saling bertolak belakang Marhala menghadap Sulaiman. Ia menggigil tapi pura-pura tegar. takut dan harap, cemas namun berani karena yang akan disampaikan adalah berita penting. Marhala bercerita panjang seperti yang dinukilkan dalam Surat an-Naml 23-26.  Beberapa masa berlalu, Raja Sulaiman yang bijaksana tidak jadi menyembelih leher Marhala karena berbukti semua yang dikatakannya benar.
Ratu Bulqis telah dirtaklukkan dan masuk Islam. Marhala berjasa besar karena telah ikut andil dalam mengislamkan Kerajaan dan rakyat Saba penyembah matahari. Berbagai tawaran dihadiahkan Sulaiman kepada Marhala, namun ia menolak. Hanya satu perminyaanya; Agar Nabi Sulaiman memohonkan pada Allah agar namanya diharumkan sepanjang zaman hingga hari kiamat bahwa, “seekor Hud-hud yang sederhana dan rendah hati telah menjadi perantara Allah SWT dalam menundukkan  manusia untuk menyembah-Nya”. Allahu ‘alamu bis showab…

Senin, 07 November 2011

MAHKAMAH GAGAK UNTUK QABIL



Oleh: Yasri Azmi, S. Th.I
Sebagai makhluk, burung gagaklah yang menjadi saksi satu-satunya atas kejahatan pembunuhan pertama yang dilakukan anak manusia. Si gagak menyaksikan darah manusia pertama yang tertumpah secara sia-sia. Ia tahu bahwa setan menjadi biang penyebabnya. Betapa aneh tindakan-tindakan setan dan betapa  mudahnya anak-anak Adam tunduk kepadanya. Manusia mencintai Allah tapi ia bermaksiat pada-Nya, mereka benci kepada setan tetapi ia menta’atinya. Betapa hitam bulu gagak tapi tidak sehitam hati anak  manusia yang tega membunuh saudara kandungnya.
Allah swt mengutus gagak untuk menyampaikan sebuah hikmah bagi manusia. Allah ciptakan skenario yang diperankan dalam dunia gagak ketika itu,  yaitu melaksanakan sebuah mahkamah  terhadap seekor gagak yang merampas pasangan dan sarang yang lain juga mencuri makanan anaknya. Mahkamah gagak tersebut berlansung di tanah kosong dan disaksikan oleh gagak-gagak lainnya. Mereka menggaok-gaok pertanda marah.
Diujung persidangan gagak yang tertuduh merendahkan sayap dan menundukkan kepalanya sebagai pengakuan terhadap dosanya. Ketika itu keluarlah keputusan gagak hakim ; yaitu vonis hukuman mati.  Kemudian eksekusipun segera dilakukan, beberapa gagak melompot mengelilingi si pendosa dan segera mengoyak tubuhnya dengan paruh mereka hingga mati. Kemudian gagak-gagak itu mengaok bersahutan lalu  terbang. Seekor gagak diperintahkan untuk membawanya terbang untuk dikuburkan.
Pada hari awal penciptaan manusia malaikat telah khawatir akan tragedi pertumpahan darah. Bumi yang damai sebelum turunnya manusia. Hamparan lautan yang masih perawan belum pernah dilalui perahu manapun. Taman-taman bunga di permukaan bumi yang belum terinjak kaki manusia. Udara yang masih bersih dari dusta dan hembusan angin yang masih suci dari kata-kata kotor. 
Suatu hari Habil berbaring di atas tanah setelah bekerja, mataharipun turun ke ufuk Barat, langit dipenuhi darah safa. Qabil pergi dian-diam sambil menggenggam sebilah tulang rahang keledai yang ditemukan di hutan.  Seketika itu Habil terbangun dan membuka kedua matanya. Tapi tiba-tiba tangan Qabil mengangkat senjata pertama di bumi itu dan diayunkan ke arah dahi adiknya. Darahpun memancar memenuhi dada Qabil. Tangan yang berlumur dosa itu kembali memukul wajah yang suci itu secara berulang-ulang. Pada pukulan kelima tangan Qabil jatuh ke tanah, gerakan itu terhenti setelah ia tahu bahwa saudaranya telah wafat. Ia duduk dengan iba di depan korbannya. Wajahnya gemetar, seolah ada suara yang bertanya: “Qabil, apa yang telah kau lakukan terhadap saudaramu? lalu menggendong saudaranya dan membawa  berjalan. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan terhadap jasad Habil.
Suatu hal yang mulia yang berada diluar pengetahuan gagak, bahwa salah satu malaikat yang mulia telah memerintahkannya: “Wahai gagak sesungguhnya Allah SWT. memerintahkanmu untuk memperlihatkan kepada anak Adam bagaimana cara menguburkan jasat saudaranya”. Lantas gagak lansung turun dan mulai menggali tanah dengan cakar dan paruhnya. Kemudian menyeret sayap saudaranya menuju lubang lalu menimbunnya.
Setelah itu gagak memandang kepada anak Adam. Pandangannya mengatakan: “Kami telah membunuhnya dengan suatu pengadilan, adapun engkau…….?” Gagak segera terbang menjauhi teriakan Qabil: “Aduhai celakalah aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ? (Q.S al-Maidah : 31)     
Demikianlah Burung gagak yang diutus Allah swt. “Tidak sekedar memperlihatkan bagaimana mengubur jenazah tapi juga menyampaikan sebuah hikmah” .  Fa’tabiruu...          

Kamis, 20 Oktober 2011

SAPI JUGA MANUSIA ?



Sedikitpun kita tidak setuju bila ada sapi mengaku manusia. Dan tak seorangpun manusia yang menginginkan ketinggian derajatnya akan dikalahkan oleh hewan ternak seperti “Sapi”. Namun kali ini mari kita parkir dulu keangkuhan manusiawi ini dan kita luangkan waktu sejenak untuk menyimak hikmah dari sifat-sifat sapi mungkin ada juga benarnya. Diantara sifat beliau itu adalah rendah hati dan tidak pendendam. Sifat ini sering digambarkan dengan sikapnnya yang selalu merunduk dan sinar matanya yang teduh (kalem alias kayak lembu).
Merunduk adalah sifat sapi yang sulit ditiru oleh manusia. Ketika lalat “mengemis” hinggap di atas punggungnya, ia merasa terganggu lantas dengan reflek ia menggerakkan ekornya ke depan untuk berusaha mengusirnya. Tak lama kemudian lalat kembali mampir, lalu sapi menggerak-gerakkan kulitnya, lalat hanya sedikit menjauh kemudian hinggap lagi. Saat itu sapi berhenti menggerakkan ekor dan kulit, lalu ia merunduk. Inilah upaya terakhir yang dilakukan sapi.
Nah kira-kira kita juga bisa memahami bagaimana sikap sapi terhadap manusia. Pandangan mata sapi yang teduh melambangkan kedamaian hati, tidak pernah berubah-ubah seperti manusia. Ketika manusia marah, matanya ikut merah. Ketika ia berdusta maka matanya menggambarkan kemunafikan, begitu seterusnya. Sedang sapi tidak pernah marah pada manusia. Kadang-kadang ia dipukul. Bahkan ketika digiring kerumah potong, ia tidak pernah tahu kalau akan disembelih. Bagi sapi disembelih asal dengan nama Allah SWT. apalagi untuk kepentingan Qurban dirasakannya sebagai sebuah kebahagiaan samar dan akhir hidupnya yang teramat mulia.
Pada suatu hari, setan berkata pada sapi, “Hai sapi, sungguh manusia telah menggunakan tenagamu di ladang, mereka mengikat hidungmu lalu kamu dicambuk, susumu diperas akhirnya kamu disembelih, kemudian dagingmu disantap dan lemakmu dijadikan minyak. Wahai bangsa sapi, musuh kami dan musuh kalian sama, yaitu manusia. Memberontaklah! Bergeraklah dan lakukanlah sesuatu!.”
Sapi mengetahui ucapan setan tapi seolah tidak mendengar, lalu seekor sapi bertanya kepada temannya, “Saudaraku, apakah rumput yang engkau makan disebelah sana lebih enak dari yang disini?. Setan jadi jengkel dan kembali menghasut, Hai sapi, Berhentilah bicara tentang makanan! Bergeraklah! Kalau kalian masih pasrah pada manusia, kalian tidak akan pernah maju selamanya. Kalian telah lahir sebagai sapi, kalian akan hidup sebagai sapi dan kalian mati tetap saja sebagai sapi.  
Pidato setan yang berapi-api itu tidak dihiraukan sapi sembari menjawab pertanyaan temannya, “Rasa kedua sama saja, rumput di sana enak, di sini juga enak.” Mendengar itu setan marah dan mencaci-maki, “Dasar sapi-sapi dungu, tidak mau diajak diskusi!”. Ia putus asa kemudian pergi. Setelah itu salah satu sapi bertanya, “Siapakah yang tadi itu disini?. Temannya menjawab, “Satu makhluk yang tidak aku kenal” Lalu ia bertanya lagi, “Apa yang ia katakan”. Jawabnya: Ia marah-marah dan mengatakan sesuatu yang tidak pernah melekat di kepalaku yang besar ini”. “Apa itu?” tanya-nya lagi. “Yah.... dendam, kedengkian, fitnah dan hasutan”, jawab temannya. “Ooo..., kalau begitu kita teruskan saja makannya”, jawab temannya sambil merundukkan kepala.
Sesekali sapi betina itu memandang hampa ke depan seolah-olah ia memperkenalkan diri, seraya berkata : “Aku hidup ditengah Bani Israel sebagai seekor sapi yang dimiliki oleh seorang yatim. Pada dasarnya aku bukan sapi biasa. Aku tercantik ditengah bangsa sapi. Aku dicari dan terpilih sebagai sembelihan yang memenuhi persyaratan. Jarang ditemukan sapi sepertiku. Warnaku tidak merah tidak juga kuning, tidak tua dan tidak terlalu muda, tidak besar atau kecil, menyenangkan orang memandang. Tapi aku tidak mengerti dengan tingkah Bani Israel yang nyinyir seolah-olah tidak percaya pada Rasul Allah Musa a.s. (Q.S al-Baqarah: 69-71) Aku mendengar, dia adalah Nabi mereka yang mulia dan kalamullah, sekalipun aku tidak pernah bertemu dengannya. Tapi dasar Bani Israel dan sebahagian manusia kadang lebih hina dari diriku sebagai “Binatang Ternak” Ulaaika kal an’aami bal hum adhall, ulaaikahumul ghaafiluun (Q.S al-A’raf:179)”            
Fa’tabiru...                                                                                                    





Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim as. Dalam Mewujudkan Masyarakat Bertaqwa



السَّـلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ ×3  الله ُأَكْبَرْ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا, وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَ صِيْلاً, لاَ إِله َإِلاَّ الله ُوَ الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْدُ. الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْعِبَادِ يَوْمَ عِيْدٍ كُلَّ سَنَةٍ يَعُوْدُ, نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِى لاَ تُحْصَى وَ لاَ تُعَدّ... دَعَا عِبَادَهُ لِحَجِّ بَيْتِهِ اْلأَمِيْن, وَ قَالَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْم : "طَهِّرْ بَيْتِىَ لِلطَّائِفِيْنَ وَ الْعَاكِفِيْنَ وَ الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ". أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ حْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُه.ُ اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ.   أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ, قَالَ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّنْقَوى...
Allahu Akbar 3X Hanya Allah semata yang pantas dipuji…
Bapak-Ibu, saudara-saudari kaum muslimin sidang jama’ah Idul Adha yang berbahagia...
Hari ini kita berlutut mengumandangkan takbir, tahmid, tashbih dan tahlil sebagai bentuk pengakuan kekerdilan kita di hadapan sang Khaliq. Seiring dengan itu sekitar 6 juta jama’ah Haji dari seluruh dunia tengah mengumandangkan talbiyyah memenuhi undangan Allah guna menyempurnakan Rukun Islam.   
Kita lantunkan ”Takbir” pertanda kita telah kecilkan perkara-perkara dunia selain Allah, sebagaimana Nabi Ibrahim as. saat mengahancurkan segala macam berhala dengan semangat ”Allaahu Akbar”. Kalimat ampuh kunci keberhasilan Anbiya Allah dalam melawan kemusyrikan dan senjata pamungkat para syuhadak menumpas kezhaliman dan merebut kemerdekaan.
Bukankah telah cukup menjadi bukti : bahwa hanya dengan lemparan kerikil yang diiringi dengan kalimat takbir ini telah melumpuhkan rayuan iblis !?
Muslimin-muslimat hamba Allah...
Kita kumandangkan ”Tahmid” : Alhamdulillaah, Segala yang diinginkan telah dihidang Allah, tinggal bagaimana kita mensyukurinya.

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. (Q.S Ibrahim – 34)
Maka bagi kita yang diberi kekayaan; bersyukurlah !,  yang diberi pangkat dan kedudukan ; bersyukurlah !, yang diberi kekuatan dan ilmu; bersyukurlah, yang diberi keturunan juga bersyukurlah!. Pujilah Allah dan berkurbanlah, sebagaimana pesan Allah dalam surat Al-Kautsar  ayat 1-2 :
“Sungguh telah Kami berikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
Kalimat ”Tashbih”: menggambarkan rasa kagum pada Zat yang Maha Suci ; yang membentangkan langit dan bumi dengan segala keseimbangan.
Subahanallaah, sebuah keteraturan.. Mudah-mudahan yang demikian mengajak kita berdzikir, tafakkur dan berfikir:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali ’Imran: 190)

Alunan ”Tahlil” Laa Ilaaha illallaah ; berma’na bahwa tidak ada yang dicintai, yang membuat hati tentram dan jiwa menjadi aman kecuali bersama Allah ’Azza wa Jalla. Kalimat ini telah menggetarkan hati orang yang beriman dan meninggalkan segala kesenangan dunia, menuju panggilan ilahi.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah  gemetarlah hati mereka, (al Anfal: 2)
Sebaliknya kalimat ini menjadi tidak begitu berarti ; bagi yang masih rapuh imannya, sehingga...
Ø  Menonton televisi jauh lebih menarik dari pada memenuhi pang- gilan azan.
Ø  Menghabiskan waktu di warung lebih asyik ketimbang mendengar kan pengajian.
Ø  Konser grup musik lebih ramai dibanding perayaan Khatam Al-Qur’an.
Hal ini di gambarkan Allah dalam aZ-Zumar ayat 45:
Dan apabila Hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang-hati.
Sidang jama’ah Sholat ’Id yang dirahmati Allah...
Kerapuhan iman disebabkan karena rendahnya pemahaman terhadap syahadat yang kita lafazkan.

Laa Ilaaha illallaah” berarti tidak ada tempat menghambakan diri kecuali kepada Allah Ta’ala. Bukan kepada :
televisi atau video game yang melalaikan,...
orgen tunggal atau musik yang mengasyikkan,...
sepeda motor atau mobil mewah yang menggiurkan,...
artis dan selebriti yang diidolakan,...
meja judi dan  minuman keras yang memabukkan,...
pangkat, jabatan yang melupakan....
atau binatang kesayangan, wanita pujaan, uang jutaan, ....
أَنْتَ فىِ غَفْلَةٍ وَ قَلْبُكَ سَاهِى – ذَهَبَ الْعُمْرُ وَ الذُّنُوْبُ كَمَاهِى
Engkau larut dalam kelalalain, dan hatimu hampa.
Umur terus berkurang, sementara dosa kian bertumpuk.

Ingatlah firman Allah dalam Surat al Kahfi ayat 7:
Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Mudah-mudahan kita semua yang ada di tempat yang mulia ini terhindar dari segala yang melalaikan dan diberi Allah keteguhan iman seperti utusannya Muhammad SAW dan Ibrahim AS amiin....
Allahu Akbar 3X walillahilhamd Kaum Muslimin yang dikasihi Allah...
Betapa banyak contoh teladan yang telah dipersembahkan Rasul Ibrahim khlailullah dan keluarganya, dalam rangka membangun masyarakat yang bertauhid dan bertaqwa.
Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya ; (Q.S al-Mumtahanah – 4)
Pada kesempatan ini khatib sampaikan 3 hal penting yang amat penting untuk kita teladani.
1.    Nabiyyuna Ibrahim telah membangun negeri Arab yang gersang dan tandus menjadi negeri yang aman makmur, dengan keyakinan, kerja keras, dan do’a.
Ketahuilah, pondasi awal yang beliau bangun bersama anaknya Ismail adalah mendirikan Baitullah sebagai sentral pembangunan ummat yang bertauhid.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
(Q.S Ali Imran-96)
Bapak-bapak, saudara-saudara, kaum Muslimin...
Masjid kita ; secara fisik ; sudah berdiri dengan megah, tinggal bagaimana kita lagi mengisinya dengan pembangunan mental ummat.
Alangkah beruntungnya kita, bila sarana ummat yang megah ini kita manfaatkan dengan sungguh-sungguh untuk pembinaan generasi penerus yang akan mewarisi syiar agama ini nanti.
Selanjutnya Nabiyyuna Ibrahim as. telah memberi contoh pada kita untuk selalu mendo’akan negerinya, keturunannya dan umatnya yang beriman.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (Q.S Ibrahim – 35)
Pada ayat lain, do’a beliu berbunyi:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. (Q.S al Baqarah 126)
Menakjubkan sungguh, dengan kekuatan iman, kerja keras dan do’a, Negeri Arab yang tandus telah menjadi negeri yang aman dan kaya raya.
Maka hal ini sesungguhnya merupakan jawaban bagi kita, bagaimana membangun kembali negeri telah porak poranda ini. Sekali lagi, hanya dengan iman, kerja keras dan do’a sebagaimana dicontohkan oleh Nabiyyuna Ibrahim as.
Allahu Akbar 3X Kaum Muslimin sidang jama’ah ’Idil Adha yang dirahmati Allah...
2.    Istri Nabi Ibrahim ; Siti Hajar adalah sosok istri taat dan sabar.
Mari kita Ingat kembali ketika Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwa. Ini merupakan sebuah usaha melelahkan.
Prosesi sa’i yang melelahkan memberi pelajaran penting bagi kita dalam usaha kerja keras dalam mengejar rezeki yang halal, Sikap mau membanting tulang dan fikiran untuk mencari rezki yang halal merupakan teladan yang dicintai Allah swt.
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadist yang diriwayatkan oleh ad-Dailami :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى تَاعِبًا فىِ طَلَبِ الْحَلاَلِ
”Sesungguhnya Allah cinta melihat hambaNya lelah dan bersusah payah dalam mencari yang halal”

Banyak ragam pekerjaan mulia disisi Allah apakah itu bertani, berdagang, beternak, jadi guru, karyawan, buruh, sopir, tukang ojek dan seterusnya, asal diniatkan ibadah ; mencari rezeki yang halal.
Namun menjadi pejabat yang jujur, pengusaha yang sholeh, konglomerat yang dermawan, atau pemimpin yang taat beragama tentu ini lebih mulia lagi.

Alangkah jahatnya manusia yang suka bersenang di atas kursi goyang sambil menikmati uang haram. Berladang dipunggung orang atau bersenang-senang diatas penderitaan saudaranya.
Dulu banyak tokoh kita yang keluar masuk penjara karena bekerja keras menegakkan kebenaran. Tapi hari ini, malah banyak orang penting yang keluar masuk penjara karena korupsi dan menyalahgunakan jabatan. Na’udzubillahi min zdaalik.
Allahu Akbar 3X Kaum Muslimin-muslimat yang dirahmati Allah...

3.    Anak Nabi Ibrahim yaitu Ismail as. adalah teladan : anak yang taat pada perintah Allah dan patuh pada orang tua.
Bagi Nabi Ismail kepatuhannya kepada orang tua dalam hal memunaikan perintah Allah adalah diatas segala-galanya.
Agak jarang membudaya hari ini ; anak yang tunduk pada peritah orang tua. Sebagai contoh ”bila anak disuruh shalat”. Namun bagi Isma’il, ”Jangankan untuk disuruh shalat, untuk dikorbankanpun beliau bersedia” karena itu adalah perintah Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".  (Q.S As-Shofaat-102)
Kaum muslimin-muslimat hamba Allah.....
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian mengalami kemajuan dari waktu ke waktu menjadi incaran dan hidangan istimewa bagi generasi muda ; seiring dengan itu ; akan menjadi ancaman serius bagi akhlaq dan kepribadian mereka. Inilah kiranya PR besar yang yang harus diwaspadai oleh para orang tua. Saban hari anak-anak dan generasi kita disibukkan dengan media elektronik dan telekomunikasi yang disalahgunakan. Hal tersebut sering melalaikan sholat dan membuat anak-anak remaja kita tenggelam dalam memperturutkan syahawat.
Ingatlah peringtan Allah dalam al-Quran S. Maryam ; 59:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
Untuk itu khatib berwasiat untuk kita bersama: ”Jangan pernah kita bosan mengingatkan anak-kemenakan kita, walaupun akan dianggap nyinyir” karena Orang tua merupakan pemimpin di rumah tangga dan kewajibannya adalah memberi nasehat sebagaimana wasiat Rasulullah saw.
مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعَيْهِ الله ُرَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيْحَةٍ إِلَّا لمَ ْيَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Barang siapa yang Allah jadikan pemimpin, tapi tidak pernah memberi nasehat kepada yang dipimpinnya ; niscaya dia tidak akan mencium bau sorga (HR. Muttafaqun ’Alaih)
Bukankah kita orang tua diperintahkan untuk memberi instruksi pada  anak agar mendirikan shalat.
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (Q.S : Thaha – 132:) :
Maka ”wa’mur” disini jelas artinya ”dan perintahkanlah!”, bukan mempersilahkan, atau sekedar membasa-basi.
Rasulullah saw. juga memerintahkan:
عَلِّمُوْا الصَّبِىَّ الصَّلاَةَ ابْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ, وَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرَةٍ
”Ajarilah anak-anakmu shalat saat berumur sepuluh tahun dan pukullah mereka jika meninggalkannya di saat berusia sepuluh tahun.” (H.R at Tirmidzi)
Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin sidang jama’ah ’Idil Adha yang dirahmati Allah...
Mudah-mudahan dengan meneladani keluarga Nabi Ibrahim as, maka masyarakat bertaqwa akan terwujud. Kerena masyarakat bertaqwa  adalah pagar nagari agar terbebas dari bencana dan malapetaka. Luqmanul Hakim pernah berwasiat pada anaknya:
يَا بُنَيَّ, الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيْقٌ, غَرِقَ فِيْهَا نَاسٌ كَثِيْرٌ, فَاجْعَلْ سَفِيْنَتَكَ تَقْوَى اللهِ,
وَ حَشْوَهَا الإِيْمَانُ بِاللهِ وَ شِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللهِ, لَعَلَّكَ أَنْ تَنْجُو...
Hai anakku, dunia ini bagaikan lautan dalam. Telah tenggelam di dalamnya banyak manusia. Maka jadikanlah perahumu perahu taqwa. Pendayungnya pendayung iman, sedang layarnya adalah tawakkal. Mudah-mudahan engkau selamat sampai tujuan.

Allahu Akbar 3 X  wa lillahil hamd ...
Kaum muslimin-muslimat, hamba Allah yang bertqwa...
Sebagai realisasi taqwa, sebentar lagi juga kita akan sama-sama menyaksikan kedermawanan saudara kita yang berpunya, menyemblih hewan korban untuk juga dibagikan kepada fakir miskin sebagaimana pesan Allah dalam surat al-Hajj - ayat:28:
Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

Akhirnya marilah kita sonsong kehidupan hari esok dengan keyakinan yang kuat, dengan semangat kebersamaan kita bertekat kembali mambangun Negeri Tercinta ini. Seiring dengan itu kita mohon ampun kepada Allah dari dosa, kelalaian dan kesalahan yang pernah kita lakukan.
إِنَّ الله َوَ مَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْم مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.ِ اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنْ نَشْهَدَ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ الَّذِى لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدْ.
Yaa Allah, Yaa Ghaffar,... ampuni kami, kesalahan, dosa dan kekhilafan orang tua kami, keluarga dan para pemimpin kami…
Yaa Allah ya Rahman ya Rahim… Kiranya Engkau terima sholat kami, puasa kami dan ibadah qurban kami hari ini... Saudara-saudara kami yang berhaji jadikan Hajinya Mabrur. Berikan kemampuan dan kesanggupan kepada yang belum mampu, untuk memenuhi panggilan-Mu ke tanah suci di tahun-tahun mendatang.
Yaa Razzaq, Yaa Shabur, sekiranya kami yang hadir di masjid ini, engkau hendaki kaya, jadikan kami dermawan. Dan bila engkau taqdirkan kami miskin beri kami kesabaran... Yaa Rabb, telah Engkau uji kami dengan bencana dan cobaan berat mohon Engkau limpahan pula pada kami kesabaran dan beri kami kekuatan untuk kembali  bangkit membangun Negeri kami.
Yaa Halim,...  jadikan kami suami yang bertanggungjawab, yang mampu menafkahi keluarga dengan jalan halal, berkah lagi manfa’at. Jadikan istri kami, wanita-wanita sholehah yang bisa memberi teladan bagi anak-anak kami dan mampu menegur disaat kami lalai. Jadikan anak-keturunan kami sholeh-sholehah yang menyejukkan hati...
Yaa Syaafi,... Berikan kesembuhan dan kesabaran pada saudara-saudara kami yang sakit, baik yang berada di rumah maupun yang tergeletak di rumah sakit...
Ya Qawiy,... Berilah kekuatan iman dan ketqwaan bagi para pemimpin kami, agar mereka mampu menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dapat menjadi tauladan bagi umat yang dipimpinya.
Yaa Salam, jadikanlah negeri kami, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki kepada penduduknya yang beriman ...
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ الرَّحِيْمُ .رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. الله ُأَكْبَرْ . الله ُأَكْبَرْ . الله ُأَكْبَرْ, لاَ إِله َإِلاَّ الله ُوَ الله ُأَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْدُ..


Khutbah ’Idil Adha 1431 H
Disampaikan oleh: Yasri Azmi, S. Th.I
Di Masjid Al-Hijrah Komp. TARUKO Gn. Pangulun PDG
Telp. (0751) 4002992 / HP. 081363378420  
Sekretaris KORPS MUBALLIGH MUHAMMADIYAH
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Nanggalo Padang


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More