Pages

Senin, 07 November 2011

MAHKAMAH GAGAK UNTUK QABIL



Oleh: Yasri Azmi, S. Th.I
Sebagai makhluk, burung gagaklah yang menjadi saksi satu-satunya atas kejahatan pembunuhan pertama yang dilakukan anak manusia. Si gagak menyaksikan darah manusia pertama yang tertumpah secara sia-sia. Ia tahu bahwa setan menjadi biang penyebabnya. Betapa aneh tindakan-tindakan setan dan betapa  mudahnya anak-anak Adam tunduk kepadanya. Manusia mencintai Allah tapi ia bermaksiat pada-Nya, mereka benci kepada setan tetapi ia menta’atinya. Betapa hitam bulu gagak tapi tidak sehitam hati anak  manusia yang tega membunuh saudara kandungnya.
Allah swt mengutus gagak untuk menyampaikan sebuah hikmah bagi manusia. Allah ciptakan skenario yang diperankan dalam dunia gagak ketika itu,  yaitu melaksanakan sebuah mahkamah  terhadap seekor gagak yang merampas pasangan dan sarang yang lain juga mencuri makanan anaknya. Mahkamah gagak tersebut berlansung di tanah kosong dan disaksikan oleh gagak-gagak lainnya. Mereka menggaok-gaok pertanda marah.
Diujung persidangan gagak yang tertuduh merendahkan sayap dan menundukkan kepalanya sebagai pengakuan terhadap dosanya. Ketika itu keluarlah keputusan gagak hakim ; yaitu vonis hukuman mati.  Kemudian eksekusipun segera dilakukan, beberapa gagak melompot mengelilingi si pendosa dan segera mengoyak tubuhnya dengan paruh mereka hingga mati. Kemudian gagak-gagak itu mengaok bersahutan lalu  terbang. Seekor gagak diperintahkan untuk membawanya terbang untuk dikuburkan.
Pada hari awal penciptaan manusia malaikat telah khawatir akan tragedi pertumpahan darah. Bumi yang damai sebelum turunnya manusia. Hamparan lautan yang masih perawan belum pernah dilalui perahu manapun. Taman-taman bunga di permukaan bumi yang belum terinjak kaki manusia. Udara yang masih bersih dari dusta dan hembusan angin yang masih suci dari kata-kata kotor. 
Suatu hari Habil berbaring di atas tanah setelah bekerja, mataharipun turun ke ufuk Barat, langit dipenuhi darah safa. Qabil pergi dian-diam sambil menggenggam sebilah tulang rahang keledai yang ditemukan di hutan.  Seketika itu Habil terbangun dan membuka kedua matanya. Tapi tiba-tiba tangan Qabil mengangkat senjata pertama di bumi itu dan diayunkan ke arah dahi adiknya. Darahpun memancar memenuhi dada Qabil. Tangan yang berlumur dosa itu kembali memukul wajah yang suci itu secara berulang-ulang. Pada pukulan kelima tangan Qabil jatuh ke tanah, gerakan itu terhenti setelah ia tahu bahwa saudaranya telah wafat. Ia duduk dengan iba di depan korbannya. Wajahnya gemetar, seolah ada suara yang bertanya: “Qabil, apa yang telah kau lakukan terhadap saudaramu? lalu menggendong saudaranya dan membawa  berjalan. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan terhadap jasad Habil.
Suatu hal yang mulia yang berada diluar pengetahuan gagak, bahwa salah satu malaikat yang mulia telah memerintahkannya: “Wahai gagak sesungguhnya Allah SWT. memerintahkanmu untuk memperlihatkan kepada anak Adam bagaimana cara menguburkan jasat saudaranya”. Lantas gagak lansung turun dan mulai menggali tanah dengan cakar dan paruhnya. Kemudian menyeret sayap saudaranya menuju lubang lalu menimbunnya.
Setelah itu gagak memandang kepada anak Adam. Pandangannya mengatakan: “Kami telah membunuhnya dengan suatu pengadilan, adapun engkau…….?” Gagak segera terbang menjauhi teriakan Qabil: “Aduhai celakalah aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini ? (Q.S al-Maidah : 31)     
Demikianlah Burung gagak yang diutus Allah swt. “Tidak sekedar memperlihatkan bagaimana mengubur jenazah tapi juga menyampaikan sebuah hikmah” .  Fa’tabiruu...          

1 komentar:

Subhanallah.... alam takambang jadi guru....

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More