Pages

Kamis, 20 Oktober 2011

SAPI JUGA MANUSIA ?



Sedikitpun kita tidak setuju bila ada sapi mengaku manusia. Dan tak seorangpun manusia yang menginginkan ketinggian derajatnya akan dikalahkan oleh hewan ternak seperti “Sapi”. Namun kali ini mari kita parkir dulu keangkuhan manusiawi ini dan kita luangkan waktu sejenak untuk menyimak hikmah dari sifat-sifat sapi mungkin ada juga benarnya. Diantara sifat beliau itu adalah rendah hati dan tidak pendendam. Sifat ini sering digambarkan dengan sikapnnya yang selalu merunduk dan sinar matanya yang teduh (kalem alias kayak lembu).
Merunduk adalah sifat sapi yang sulit ditiru oleh manusia. Ketika lalat “mengemis” hinggap di atas punggungnya, ia merasa terganggu lantas dengan reflek ia menggerakkan ekornya ke depan untuk berusaha mengusirnya. Tak lama kemudian lalat kembali mampir, lalu sapi menggerak-gerakkan kulitnya, lalat hanya sedikit menjauh kemudian hinggap lagi. Saat itu sapi berhenti menggerakkan ekor dan kulit, lalu ia merunduk. Inilah upaya terakhir yang dilakukan sapi.
Nah kira-kira kita juga bisa memahami bagaimana sikap sapi terhadap manusia. Pandangan mata sapi yang teduh melambangkan kedamaian hati, tidak pernah berubah-ubah seperti manusia. Ketika manusia marah, matanya ikut merah. Ketika ia berdusta maka matanya menggambarkan kemunafikan, begitu seterusnya. Sedang sapi tidak pernah marah pada manusia. Kadang-kadang ia dipukul. Bahkan ketika digiring kerumah potong, ia tidak pernah tahu kalau akan disembelih. Bagi sapi disembelih asal dengan nama Allah SWT. apalagi untuk kepentingan Qurban dirasakannya sebagai sebuah kebahagiaan samar dan akhir hidupnya yang teramat mulia.
Pada suatu hari, setan berkata pada sapi, “Hai sapi, sungguh manusia telah menggunakan tenagamu di ladang, mereka mengikat hidungmu lalu kamu dicambuk, susumu diperas akhirnya kamu disembelih, kemudian dagingmu disantap dan lemakmu dijadikan minyak. Wahai bangsa sapi, musuh kami dan musuh kalian sama, yaitu manusia. Memberontaklah! Bergeraklah dan lakukanlah sesuatu!.”
Sapi mengetahui ucapan setan tapi seolah tidak mendengar, lalu seekor sapi bertanya kepada temannya, “Saudaraku, apakah rumput yang engkau makan disebelah sana lebih enak dari yang disini?. Setan jadi jengkel dan kembali menghasut, Hai sapi, Berhentilah bicara tentang makanan! Bergeraklah! Kalau kalian masih pasrah pada manusia, kalian tidak akan pernah maju selamanya. Kalian telah lahir sebagai sapi, kalian akan hidup sebagai sapi dan kalian mati tetap saja sebagai sapi.  
Pidato setan yang berapi-api itu tidak dihiraukan sapi sembari menjawab pertanyaan temannya, “Rasa kedua sama saja, rumput di sana enak, di sini juga enak.” Mendengar itu setan marah dan mencaci-maki, “Dasar sapi-sapi dungu, tidak mau diajak diskusi!”. Ia putus asa kemudian pergi. Setelah itu salah satu sapi bertanya, “Siapakah yang tadi itu disini?. Temannya menjawab, “Satu makhluk yang tidak aku kenal” Lalu ia bertanya lagi, “Apa yang ia katakan”. Jawabnya: Ia marah-marah dan mengatakan sesuatu yang tidak pernah melekat di kepalaku yang besar ini”. “Apa itu?” tanya-nya lagi. “Yah.... dendam, kedengkian, fitnah dan hasutan”, jawab temannya. “Ooo..., kalau begitu kita teruskan saja makannya”, jawab temannya sambil merundukkan kepala.
Sesekali sapi betina itu memandang hampa ke depan seolah-olah ia memperkenalkan diri, seraya berkata : “Aku hidup ditengah Bani Israel sebagai seekor sapi yang dimiliki oleh seorang yatim. Pada dasarnya aku bukan sapi biasa. Aku tercantik ditengah bangsa sapi. Aku dicari dan terpilih sebagai sembelihan yang memenuhi persyaratan. Jarang ditemukan sapi sepertiku. Warnaku tidak merah tidak juga kuning, tidak tua dan tidak terlalu muda, tidak besar atau kecil, menyenangkan orang memandang. Tapi aku tidak mengerti dengan tingkah Bani Israel yang nyinyir seolah-olah tidak percaya pada Rasul Allah Musa a.s. (Q.S al-Baqarah: 69-71) Aku mendengar, dia adalah Nabi mereka yang mulia dan kalamullah, sekalipun aku tidak pernah bertemu dengannya. Tapi dasar Bani Israel dan sebahagian manusia kadang lebih hina dari diriku sebagai “Binatang Ternak” Ulaaika kal an’aami bal hum adhall, ulaaikahumul ghaafiluun (Q.S al-A’raf:179)”            
Fa’tabiru...                                                                                                    





Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim as. Dalam Mewujudkan Masyarakat Bertaqwa



السَّـلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ ×3  الله ُأَكْبَرْ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا, وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَ صِيْلاً, لاَ إِله َإِلاَّ الله ُوَ الله ُأَكْبَرْ, الله ُأَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْدُ. الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْعِبَادِ يَوْمَ عِيْدٍ كُلَّ سَنَةٍ يَعُوْدُ, نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِى لاَ تُحْصَى وَ لاَ تُعَدّ... دَعَا عِبَادَهُ لِحَجِّ بَيْتِهِ اْلأَمِيْن, وَ قَالَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْم : "طَهِّرْ بَيْتِىَ لِلطَّائِفِيْنَ وَ الْعَاكِفِيْنَ وَ الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ". أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ حْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُه.ُ اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ.   أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ, قَالَ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّنْقَوى...
Allahu Akbar 3X Hanya Allah semata yang pantas dipuji…
Bapak-Ibu, saudara-saudari kaum muslimin sidang jama’ah Idul Adha yang berbahagia...
Hari ini kita berlutut mengumandangkan takbir, tahmid, tashbih dan tahlil sebagai bentuk pengakuan kekerdilan kita di hadapan sang Khaliq. Seiring dengan itu sekitar 6 juta jama’ah Haji dari seluruh dunia tengah mengumandangkan talbiyyah memenuhi undangan Allah guna menyempurnakan Rukun Islam.   
Kita lantunkan ”Takbir” pertanda kita telah kecilkan perkara-perkara dunia selain Allah, sebagaimana Nabi Ibrahim as. saat mengahancurkan segala macam berhala dengan semangat ”Allaahu Akbar”. Kalimat ampuh kunci keberhasilan Anbiya Allah dalam melawan kemusyrikan dan senjata pamungkat para syuhadak menumpas kezhaliman dan merebut kemerdekaan.
Bukankah telah cukup menjadi bukti : bahwa hanya dengan lemparan kerikil yang diiringi dengan kalimat takbir ini telah melumpuhkan rayuan iblis !?
Muslimin-muslimat hamba Allah...
Kita kumandangkan ”Tahmid” : Alhamdulillaah, Segala yang diinginkan telah dihidang Allah, tinggal bagaimana kita mensyukurinya.

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. (Q.S Ibrahim – 34)
Maka bagi kita yang diberi kekayaan; bersyukurlah !,  yang diberi pangkat dan kedudukan ; bersyukurlah !, yang diberi kekuatan dan ilmu; bersyukurlah, yang diberi keturunan juga bersyukurlah!. Pujilah Allah dan berkurbanlah, sebagaimana pesan Allah dalam surat Al-Kautsar  ayat 1-2 :
“Sungguh telah Kami berikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
Kalimat ”Tashbih”: menggambarkan rasa kagum pada Zat yang Maha Suci ; yang membentangkan langit dan bumi dengan segala keseimbangan.
Subahanallaah, sebuah keteraturan.. Mudah-mudahan yang demikian mengajak kita berdzikir, tafakkur dan berfikir:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali ’Imran: 190)

Alunan ”Tahlil” Laa Ilaaha illallaah ; berma’na bahwa tidak ada yang dicintai, yang membuat hati tentram dan jiwa menjadi aman kecuali bersama Allah ’Azza wa Jalla. Kalimat ini telah menggetarkan hati orang yang beriman dan meninggalkan segala kesenangan dunia, menuju panggilan ilahi.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah  gemetarlah hati mereka, (al Anfal: 2)
Sebaliknya kalimat ini menjadi tidak begitu berarti ; bagi yang masih rapuh imannya, sehingga...
Ø  Menonton televisi jauh lebih menarik dari pada memenuhi pang- gilan azan.
Ø  Menghabiskan waktu di warung lebih asyik ketimbang mendengar kan pengajian.
Ø  Konser grup musik lebih ramai dibanding perayaan Khatam Al-Qur’an.
Hal ini di gambarkan Allah dalam aZ-Zumar ayat 45:
Dan apabila Hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang-hati.
Sidang jama’ah Sholat ’Id yang dirahmati Allah...
Kerapuhan iman disebabkan karena rendahnya pemahaman terhadap syahadat yang kita lafazkan.

Laa Ilaaha illallaah” berarti tidak ada tempat menghambakan diri kecuali kepada Allah Ta’ala. Bukan kepada :
televisi atau video game yang melalaikan,...
orgen tunggal atau musik yang mengasyikkan,...
sepeda motor atau mobil mewah yang menggiurkan,...
artis dan selebriti yang diidolakan,...
meja judi dan  minuman keras yang memabukkan,...
pangkat, jabatan yang melupakan....
atau binatang kesayangan, wanita pujaan, uang jutaan, ....
أَنْتَ فىِ غَفْلَةٍ وَ قَلْبُكَ سَاهِى – ذَهَبَ الْعُمْرُ وَ الذُّنُوْبُ كَمَاهِى
Engkau larut dalam kelalalain, dan hatimu hampa.
Umur terus berkurang, sementara dosa kian bertumpuk.

Ingatlah firman Allah dalam Surat al Kahfi ayat 7:
Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Mudah-mudahan kita semua yang ada di tempat yang mulia ini terhindar dari segala yang melalaikan dan diberi Allah keteguhan iman seperti utusannya Muhammad SAW dan Ibrahim AS amiin....
Allahu Akbar 3X walillahilhamd Kaum Muslimin yang dikasihi Allah...
Betapa banyak contoh teladan yang telah dipersembahkan Rasul Ibrahim khlailullah dan keluarganya, dalam rangka membangun masyarakat yang bertauhid dan bertaqwa.
Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya ; (Q.S al-Mumtahanah – 4)
Pada kesempatan ini khatib sampaikan 3 hal penting yang amat penting untuk kita teladani.
1.    Nabiyyuna Ibrahim telah membangun negeri Arab yang gersang dan tandus menjadi negeri yang aman makmur, dengan keyakinan, kerja keras, dan do’a.
Ketahuilah, pondasi awal yang beliau bangun bersama anaknya Ismail adalah mendirikan Baitullah sebagai sentral pembangunan ummat yang bertauhid.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
(Q.S Ali Imran-96)
Bapak-bapak, saudara-saudara, kaum Muslimin...
Masjid kita ; secara fisik ; sudah berdiri dengan megah, tinggal bagaimana kita lagi mengisinya dengan pembangunan mental ummat.
Alangkah beruntungnya kita, bila sarana ummat yang megah ini kita manfaatkan dengan sungguh-sungguh untuk pembinaan generasi penerus yang akan mewarisi syiar agama ini nanti.
Selanjutnya Nabiyyuna Ibrahim as. telah memberi contoh pada kita untuk selalu mendo’akan negerinya, keturunannya dan umatnya yang beriman.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (Q.S Ibrahim – 35)
Pada ayat lain, do’a beliu berbunyi:
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. (Q.S al Baqarah 126)
Menakjubkan sungguh, dengan kekuatan iman, kerja keras dan do’a, Negeri Arab yang tandus telah menjadi negeri yang aman dan kaya raya.
Maka hal ini sesungguhnya merupakan jawaban bagi kita, bagaimana membangun kembali negeri telah porak poranda ini. Sekali lagi, hanya dengan iman, kerja keras dan do’a sebagaimana dicontohkan oleh Nabiyyuna Ibrahim as.
Allahu Akbar 3X Kaum Muslimin sidang jama’ah ’Idil Adha yang dirahmati Allah...
2.    Istri Nabi Ibrahim ; Siti Hajar adalah sosok istri taat dan sabar.
Mari kita Ingat kembali ketika Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwa. Ini merupakan sebuah usaha melelahkan.
Prosesi sa’i yang melelahkan memberi pelajaran penting bagi kita dalam usaha kerja keras dalam mengejar rezeki yang halal, Sikap mau membanting tulang dan fikiran untuk mencari rezki yang halal merupakan teladan yang dicintai Allah swt.
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadist yang diriwayatkan oleh ad-Dailami :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى تَاعِبًا فىِ طَلَبِ الْحَلاَلِ
”Sesungguhnya Allah cinta melihat hambaNya lelah dan bersusah payah dalam mencari yang halal”

Banyak ragam pekerjaan mulia disisi Allah apakah itu bertani, berdagang, beternak, jadi guru, karyawan, buruh, sopir, tukang ojek dan seterusnya, asal diniatkan ibadah ; mencari rezeki yang halal.
Namun menjadi pejabat yang jujur, pengusaha yang sholeh, konglomerat yang dermawan, atau pemimpin yang taat beragama tentu ini lebih mulia lagi.

Alangkah jahatnya manusia yang suka bersenang di atas kursi goyang sambil menikmati uang haram. Berladang dipunggung orang atau bersenang-senang diatas penderitaan saudaranya.
Dulu banyak tokoh kita yang keluar masuk penjara karena bekerja keras menegakkan kebenaran. Tapi hari ini, malah banyak orang penting yang keluar masuk penjara karena korupsi dan menyalahgunakan jabatan. Na’udzubillahi min zdaalik.
Allahu Akbar 3X Kaum Muslimin-muslimat yang dirahmati Allah...

3.    Anak Nabi Ibrahim yaitu Ismail as. adalah teladan : anak yang taat pada perintah Allah dan patuh pada orang tua.
Bagi Nabi Ismail kepatuhannya kepada orang tua dalam hal memunaikan perintah Allah adalah diatas segala-galanya.
Agak jarang membudaya hari ini ; anak yang tunduk pada peritah orang tua. Sebagai contoh ”bila anak disuruh shalat”. Namun bagi Isma’il, ”Jangankan untuk disuruh shalat, untuk dikorbankanpun beliau bersedia” karena itu adalah perintah Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".  (Q.S As-Shofaat-102)
Kaum muslimin-muslimat hamba Allah.....
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian mengalami kemajuan dari waktu ke waktu menjadi incaran dan hidangan istimewa bagi generasi muda ; seiring dengan itu ; akan menjadi ancaman serius bagi akhlaq dan kepribadian mereka. Inilah kiranya PR besar yang yang harus diwaspadai oleh para orang tua. Saban hari anak-anak dan generasi kita disibukkan dengan media elektronik dan telekomunikasi yang disalahgunakan. Hal tersebut sering melalaikan sholat dan membuat anak-anak remaja kita tenggelam dalam memperturutkan syahawat.
Ingatlah peringtan Allah dalam al-Quran S. Maryam ; 59:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
Untuk itu khatib berwasiat untuk kita bersama: ”Jangan pernah kita bosan mengingatkan anak-kemenakan kita, walaupun akan dianggap nyinyir” karena Orang tua merupakan pemimpin di rumah tangga dan kewajibannya adalah memberi nasehat sebagaimana wasiat Rasulullah saw.
مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعَيْهِ الله ُرَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيْحَةٍ إِلَّا لمَ ْيَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Barang siapa yang Allah jadikan pemimpin, tapi tidak pernah memberi nasehat kepada yang dipimpinnya ; niscaya dia tidak akan mencium bau sorga (HR. Muttafaqun ’Alaih)
Bukankah kita orang tua diperintahkan untuk memberi instruksi pada  anak agar mendirikan shalat.
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (Q.S : Thaha – 132:) :
Maka ”wa’mur” disini jelas artinya ”dan perintahkanlah!”, bukan mempersilahkan, atau sekedar membasa-basi.
Rasulullah saw. juga memerintahkan:
عَلِّمُوْا الصَّبِىَّ الصَّلاَةَ ابْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ, وَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرَةٍ
”Ajarilah anak-anakmu shalat saat berumur sepuluh tahun dan pukullah mereka jika meninggalkannya di saat berusia sepuluh tahun.” (H.R at Tirmidzi)
Allahu Akbar 3X walillahilhamd, Kaum Muslimin sidang jama’ah ’Idil Adha yang dirahmati Allah...
Mudah-mudahan dengan meneladani keluarga Nabi Ibrahim as, maka masyarakat bertaqwa akan terwujud. Kerena masyarakat bertaqwa  adalah pagar nagari agar terbebas dari bencana dan malapetaka. Luqmanul Hakim pernah berwasiat pada anaknya:
يَا بُنَيَّ, الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيْقٌ, غَرِقَ فِيْهَا نَاسٌ كَثِيْرٌ, فَاجْعَلْ سَفِيْنَتَكَ تَقْوَى اللهِ,
وَ حَشْوَهَا الإِيْمَانُ بِاللهِ وَ شِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللهِ, لَعَلَّكَ أَنْ تَنْجُو...
Hai anakku, dunia ini bagaikan lautan dalam. Telah tenggelam di dalamnya banyak manusia. Maka jadikanlah perahumu perahu taqwa. Pendayungnya pendayung iman, sedang layarnya adalah tawakkal. Mudah-mudahan engkau selamat sampai tujuan.

Allahu Akbar 3 X  wa lillahil hamd ...
Kaum muslimin-muslimat, hamba Allah yang bertqwa...
Sebagai realisasi taqwa, sebentar lagi juga kita akan sama-sama menyaksikan kedermawanan saudara kita yang berpunya, menyemblih hewan korban untuk juga dibagikan kepada fakir miskin sebagaimana pesan Allah dalam surat al-Hajj - ayat:28:
Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

Akhirnya marilah kita sonsong kehidupan hari esok dengan keyakinan yang kuat, dengan semangat kebersamaan kita bertekat kembali mambangun Negeri Tercinta ini. Seiring dengan itu kita mohon ampun kepada Allah dari dosa, kelalaian dan kesalahan yang pernah kita lakukan.
إِنَّ الله َوَ مَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْم مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.ِ اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنْ نَشْهَدَ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ الَّذِى لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدْ.
Yaa Allah, Yaa Ghaffar,... ampuni kami, kesalahan, dosa dan kekhilafan orang tua kami, keluarga dan para pemimpin kami…
Yaa Allah ya Rahman ya Rahim… Kiranya Engkau terima sholat kami, puasa kami dan ibadah qurban kami hari ini... Saudara-saudara kami yang berhaji jadikan Hajinya Mabrur. Berikan kemampuan dan kesanggupan kepada yang belum mampu, untuk memenuhi panggilan-Mu ke tanah suci di tahun-tahun mendatang.
Yaa Razzaq, Yaa Shabur, sekiranya kami yang hadir di masjid ini, engkau hendaki kaya, jadikan kami dermawan. Dan bila engkau taqdirkan kami miskin beri kami kesabaran... Yaa Rabb, telah Engkau uji kami dengan bencana dan cobaan berat mohon Engkau limpahan pula pada kami kesabaran dan beri kami kekuatan untuk kembali  bangkit membangun Negeri kami.
Yaa Halim,...  jadikan kami suami yang bertanggungjawab, yang mampu menafkahi keluarga dengan jalan halal, berkah lagi manfa’at. Jadikan istri kami, wanita-wanita sholehah yang bisa memberi teladan bagi anak-anak kami dan mampu menegur disaat kami lalai. Jadikan anak-keturunan kami sholeh-sholehah yang menyejukkan hati...
Yaa Syaafi,... Berikan kesembuhan dan kesabaran pada saudara-saudara kami yang sakit, baik yang berada di rumah maupun yang tergeletak di rumah sakit...
Ya Qawiy,... Berilah kekuatan iman dan ketqwaan bagi para pemimpin kami, agar mereka mampu menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dapat menjadi tauladan bagi umat yang dipimpinya.
Yaa Salam, jadikanlah negeri kami, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki kepada penduduknya yang beriman ...
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ الرَّحِيْمُ .رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. الله ُأَكْبَرْ . الله ُأَكْبَرْ . الله ُأَكْبَرْ, لاَ إِله َإِلاَّ الله ُوَ الله ُأَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْدُ..


Khutbah ’Idil Adha 1431 H
Disampaikan oleh: Yasri Azmi, S. Th.I
Di Masjid Al-Hijrah Komp. TARUKO Gn. Pangulun PDG
Telp. (0751) 4002992 / HP. 081363378420  
Sekretaris KORPS MUBALLIGH MUHAMMADIYAH
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Nanggalo Padang


Selasa, 18 Oktober 2011

Masjid Raya Surau Gadang Jadi Benteng Pertahanan ketika Diserang Belanda


Beberapa tahun menjelang kemerdekaan, serangan Belanda terhadap penduduk pribumi semakin gencar, tak terkecuali di Padang. Kawasan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tak luput dari gempuran tentara Belanda.

Menurut Desmiwati, 46, warga Surau Gadang, berdasarkan cerita almarhum orangtuanya, serangan Belanda juga bertubi-tubi kepada masyarakat di kawasan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo.

Sehingga untuk menyelamatkan diri mereka mengungsi ke Masjid Raya Nanggalo, Surau Gadang. Nama yang kini tertera di plang besar depan masjid, di Jalan Jamil-Jamal, Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo.

Dulu katanya, nama yang digunakan untuk masjid itu adalah Surau Gadang saja. Tetapi dalam perkembangannya Masjid Surau Gadang kini berubah menjadi Masjid Raya Nanggalo, Surau Gadang. Tetapi masyarakat dengan senang hati masih menyebut nama Surau Gadang untuk masjid tersebut.

Masjid yang dulu dikenal sebagai pusat kegiatan masyarakat di kawasan Nanggalo itu sudah dibangun sejak tahun 1911. Dari kampung Berok, Pagang, Kurao, dan Gurun Laweh warga berbondong-bondong menuju masjid itu untuk melaksanakan shalat. “Karena dulu, satu-satunya masjid di Nanggalo memang adanya di sini,” terangnya.

Pertama kali dibangun masjid itu memadukan arsitektur Arab dan Minangkabau. Maklum, saat itu pedagang Arab sangat ramai di Padang. Begitu pula cendikiawan Minang banyak menuntut ilmu di negeri Arab, sehingga corak Arab begitu kental di masyarakat.

Pembangunan masjid itu, kata Desmiwati, dilakukan menggunakan sistem pasak. Artinya kayu tidak dipaku melainkan terhubung dengan dipasak antara yang satu dengan yang lainnya. Material bangunan masjid yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat kaum Jambak itu menggunakan bahan-bahan pilihan. Seperti dari batu pilihan, kapur, pasir dan kayu ulin keras.

Dindingnya dibuat tebal, sekitar 25 cm sehingga mampu bertahan dari gonjangan gempa. Pintu-pintu terbuat dari kayu ulin tebal yang tahan lama. Ketika Belanda membombardir Kota Padang, masyarakat sekitar memilih menyelamatkan diri di masjid itu. Ketebalan dinding mampu membendung berondongan senjata Belanda. Sehingga fungsi masjid itu tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai benteng pertahanan ketika diserang lawan.

Selain digunakan tetua kampung sebagai benteng perlawanan terhadap Belanda, masjid berukuran panjang 25 meter itu menjadi saksi setiap kejadian penting di daerah tersebut. Ritual adat, seperti masalah pernikahan dibicarakan di dalam masjid. Rapat adat maupun rapat nagari juga dilakukan di masjid itu, sehingga pantas masjid yang berdiri di pinggir aliran Batang Kuranji disebut pusat aktivitas warga setempat.

“Ketika kanak-kanak, saya masih menemukan bentuk masjid yang asli itu. Tetapi sejak tahun 1989, bentuk yang asli itu sudah dirobohkan pengurus masjid waktu itu dan diganti dengan yang baru,” katanya. Alasannya karena banyak bagian yang sudah rusak dan masjid tidak cukup menampung jumlah jamaah yang kian banyak, sehingga direnovasi menjadi dua lantai.

“Yang kami sayangkan bentuk aslinya menjadi hilang, hingga tidak ada lagi nilai sejarahnya,” ucapnya. Kini, cobalah berkunjung ke masjid tersebut. Tak ada tanda, atau bekas bangunan yang menandakan masjid itu pernah didaulat sebagai benteng terakhir masyarakat Nanggalo menghadapi serangan Belanda. Masjid itu dirubah mengikuti gaya modern sekarang, meski pembangunannya belum juga selesai.

Kebanyakan masyarakat sekitar, apalagi generasi muda sama sekali tidak tahu sejarahnya. Seperti penuturan Sondy, 26, yang dia ketahui hanyalah pernah berdiri sebuah masjid tua sebelum masjid baru tersebut dibangun. Selebihnya dia tak tahu.

Di dalamnya, ornamen masjid kental dengan nuansa modern. Lantai dan dinding ditutupi marmer baru. Tidak ada tanda-tanda bekas bangunan tua pernah berdiri di sana. Semuanya bersih, tanpa ada peralatan lama, atau foto tua masjid. Orangtua yang tahu betul sejarah masjid tersebut pun sudah tidak ada lagi.(relis by YA. Kari Mudo)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More