Pages

Kamis, 08 November 2012

HIJRAH PARA NABI



Peristiwa Hijrah merupakan momentum besar yang menjadi titik tolak bagi tegaknya nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata melalui terwujudnya daulah Islamiyah. Tidak hanya Nabi Muhammad Saw. namun hijrah fisik dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari satu negara ke negara yang lain juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum, diantaranya: 

 


  1. Nabi Ibrahim as hijrah ke Jazirah Arab diperintahkan: berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS 29:26). 
  2. Nabi Musa as hijrah ke negeri ke kota (Memphis) (QS 28:15)., negeri Madyan (QS 28:20-21). 
  3.  Nabi Nuh juga diperintah berhijrah ketika akan terjadi banjir besar (QS 11:40).

Ma’na Hijrah:

Hijrah itu berarti at-turku yang artinya meninggalkan, Hijrah secara fisik pada masa sekarang ini bukanlah suatu kemestian, kecuali apabila negeri yang kita diami tidak memberikan kebebasan kepada kita untuk mengabdi kepada Allah Swt atau negeri itu sudah sangat rusak yang tingkat kemaksiatan sudah tidak terkira dan sangat sulit untuk memperbaikinya. Hijrah yang sebenarnya adalah hijrah ma’nawiyah, yaitu hijrah dalam arti meninggalkan segala bentuk yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt. Dalam hal ini Rasul Saw bersabda:

Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah atasnya (HR. Nukhari dan Muslim).

Ada empat bentuk hijrah secara ma’nawi:

Pertama, hijrah I’tiqadiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk keyakinan, kepercayaan dan ikatan-ikatan yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt.

Kedua, hijrah Fikriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk pola berpikir yang tidak sesuai dengan pola berpikir yang Islami, (QS 2:44).

Ketiga, hijrah syu’uriyah, yaitu meninggalkan segala bentuk perasaan yang cenderung kepada hal-hal yang tidak benar, Sabda Rasulullah “Barangsiapa melihat kemunkaran, hendaklah dia merubah (mencegah) dengan tangan (kekuasaan)nya, bila tidak mapu hendaklah dia merubah (mencegah) dengan lisannya dan bila tidak mampu juga, hendaklahka dia merubah (mencegah) kemunkaran itu dengan hatinya, yang demikian itulah selemah-lemah iman (HR. Muslim).

Keempat, hijrah sulukiyah, yaitu meninggalkan segala bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.

Apabila engkau mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka engkau orang yang berhijrah (HR. Ahmad dan Bazzar).

Karena hakikat hijrah adalah melaksanakan perintah Allah dengan meninggalkan kemalasan dan kedurhakaan kepada-Nya serta meninggalkan larangan-larangan-Nya

Allah berfirman yang artinya: Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (QS 9:20).

Jadi, Ada 6 Pelajaran Penting dari Peringatan Hijrah Rasul saw:
1. Perencanaan Yang Matang.
2. Persaudaraan dan Kerjasama Yang Baik.
3. Kesungguhan dan Pengorbanan Yang Besar.
4. Kebanggaan Sebagai Muslim dan bangga beridentitas Muslim.

Rabu, 07 November 2012

HIDUP BERTOLERANSI DALAM ISLAM


Bapak-bapak, saudara-saudara sidang jum’at yang dirahmati Allah...
Agama Islam adalah agama rahmatan lil'alamin, maksudnya; agama yang menabur kasih sayang kepada seluruh penghuni semesta alam. Salah satu anjurannya ialah: mengajarkan cara bertoleransi dengan pemeluk agama selain Islam.
Islam mengajarkan umatnya supaya bertutur lemah-lembut dengan sesama manusia dalam tatanan akhlaqul karimah. Islam menganjurkan supaya saling mema'afkan, saling hormat, dan saling sapa meski berbeda kepercayaan, bahkan Agama Islam menuntun ummatnya supaya saling mendo'akan sehingga akan tercipta kedamaian dan kebersamaan.

Selasa, 10 Juli 2012

KRITERIA ALIRAN SESAT


KRITERIA ALIRAN SESAT

PENYEBAB MUNCULNYA ALIRAN SESAT:
Menurut Ketua MUI Padang (Prof. Dr. Syamsul Ma’arif Ktb)
1.   Memahami dan menterjemahkan ayat-ayat secara terpotong-potong.
2.   Beribadah tanpa sunnah Nabi Muhammad saw.
3.   Berguru kepada orang bidoh
4.   Menukar, menambah atau mengorangi Syahadat
5.   Tidak mempunyai buku referensi Islam yang jelas

Ketetapan MUI Pusat tentang KRITERIA ALIRAN SESAT :
1.   Mengingkari, mengubah, menambah atau mengurangi salah satu rukun Iman dan Rukun Islam
a. Berkaitan dengan Al-Qur’an:
·        Mengingkari kebenaran al-Qur’an, (al-Baqarah-2)
·        menyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur’an,
·        mengikuti yang tidak sesuai dengan dalil Syar’i (Al-Quran dan Sunnah),
·        Mentafsirkan Al-Qur’an tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir/nahwu sharaf,

Senin, 09 Juli 2012

SUMPAH ALLAH


Sumpah (Qasam) dalam al-Qur’an
A.    Pendahuluan
Sumpah atau al-qasam merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam berkomunikasi untuk menyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu hal yang oleh al-Qur’an direkonstruksi bahkan ada yang didekonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena itu, al-Qur’an diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan juga dalam bahasa Arab, maka Allah juga menggunakan sumpah dalam mengkomunikasikan Kalam-­Nya.[1]
Bahkan kebiasaan dalam hal bersumpah tersebut sudah ada sejak nilai doktrin Islam belum eksis tatanan bangsa Arab. Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah berhala (paganism) mereka tetap rnenggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti disinyalir oleh al-Qur’an dalam surat Al-Fathiir ayat 42 yang berbunyi:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More